Big News Times

Just another Blogger Template by Basnetg.com

UN yang Menakutkan

Published on Selasa, 09 April 2013 03.29 // , ,

Sumenep: Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) sebagai alat evaluasi akhir proses belajar siswa masih dirasa menakutkan. Karena, tahun ini ada perbedan yang sifnifikan dalam jumlah paket. Jika, pada tahun 2012 lalu hanya ada lima paket soal, untuk tahun 2013 ini menjadi 20 paket soal.

Dari perbedaan tersebut, memunculkan kekhawatiran dari banyak pihak terhadap kelulusan siswa. Baik dari Sekolah, orang tua Siswa dan siswa. Sehingga, sekolah harus benar-benar mempersiapkan anak didiknya agar siap menghadapi Ujian Nasional (UN).

Ana Maulana, salah satu siswi kelas XII SMA Islam Assyafi'iyah mengungkapkan bahwa dalam menghadapi pelaksanaan Ujian Nasional saat ini sangat menghawatirkan. Karena, jumlah paket yang sangat banyak dan soal-soal UN yang tidak bisa diprediksi.

"UN kali ini sangat menghawatirkan kami, karena kami takut tidak lulus. Sehingga, kami memerlukan bimbingan khusus dari sekolah dan guru-guru dalam menghadapi UN," ujar Ana

Untuk menjawab kekhawatiran tersebut, Ana menambahkan, bahwa sudah sebulan yang lalu semua siswa di sekolah tersebut sudah mempersiapkan. Seperti, try out, latihan-latihan soal, bedah kisi-kisi soal dan bimbingan khusus dari guru bidang study bagi mata palajaran yang akan di UN-kan.

Sementara itu, Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep, Kamalil Irsyad mengungkapkan, Ujian Nasional tahun ini memang dikhawatirkan oleh banyak pihak, terutama bagi siswa. Karena, siswa yang akan mengalami langsung dalam pelakasanaan ini.

"Kami menilai, untuk Ujian Nasional kali ini, ada yang khawatir. Karena perubahan paket yang cukup banyak dari tahun kemaren. Tapi anak harus punya harapan yang tinggi untuk lulus dan punya masa depan yang bagus," Ujar Irsyad

Dia menghimbau agar siswa benar-benar dipersiapkan dalam menghadapi UN, baik itu cara mengisi lembar jawaban dengan benar atau cara menjawab soal agar lebih mudah dipahami dan dimengerti. Karena, untuk UN saat ini, jika ada kekeliruan atau terjadi kerusakan di lembar jawaban soal. Maka, tidak cukup mengganti lembar jawaban yang rusak. Tapi harus mengganti keduanya, antara soal dan jawaban yang telah di sediakan dalam soal cadangan di masing-masing ruang.

"Sekarang bagaimana anak bisa benar mengisi jawaban soal, hal itu perlu pengarahan dan sosialisasi yang optimal dari sekolah kepada siswa, agar siswa tidak kebingungan pada saat pelaksanaan," imbuhnya

Disamping itu, siswa harus diciptakan punya sikap percaya diri, agar dalam menghadapi Ujian Nasional tidak menakutkan. Tapi, Jangan sampai anak itu enteng, karena jika sampai ada yang tidak lulus, maka yang menjadi korban pertama adalah siswa, kemudian sekolah, termasuk dinas pendidikan, bahkan Pemerintah Daerah.

"Kalau nanti ada siswa yang tidak lulus Ujian Nasional, maka yang menjadi korban pertama kali ada siswa, kemudian pihak sekolah yang akan mempunyai citra miring di mata masyarakat. Disamping itu, Dinas Pendidikan juga kena, termasuk Pemgerintah Daerah, dalam hal ini Bupatinya juga kena,". Pungkasnya. (her)

0 komentar

Leave a comment